Penyebab Rupiah Melemah Serta Dampaknya bagi Perekonomian Negara, Patut Diketahui

 Penyebab Rupiah Melemah Serta Dampaknya bagi Perekonomian Negara, Patut Diketahui


Berita mengenai melemahnya nilai rupiah seolah tak pernah tersedia habisnya. Melemahnya rupiah lebih mendominasi dibanding penguatannya. Hal ini pasti berdampak terhadap beraneka sektor perekonomian di di dalam negeri.


Pelemahan yang konsisten akan mempersulit perencanaan bisnis, akibatnya perhitungan cost produksi menjadi kacau. Hal ini membawa dampak perhitungan harga menjual produk yang tetap mengfungsikan bahan baku impor menjadi serba sukar dan tidak pasti.


Mengutip artikel berasal dari Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI, pelemahan rupiah tidak terlepas berasal dari tingginya keinginan atau kebutuhan akan dolar AS di di dalam negeri Platform Pengembang Akademik dan Media Informasi .


Di sisi lain, kebutuhan dolar AS belum cukup diimbangi bersama dengan pasokan atau persediaan dolar AS di negeri ini. Oleh karena itu, upaya menghimpit kebutuhan akan dolar AS di di dalam negeri wajib dilakukan. Sementara, upaya mendorong aktivitas ekonomi yang bisa meningkatkan pasokan dolar AS pun juga diperlukan.


Berikut uraian selengkapnya mengenai penyebab rupiah melemah dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia yang menarik untuk diketahui.


Penyebab Rupiah Melemah

Secara alami, nilai ganti mata duwit tergoda oleh keadaan penawaran-permintaan (supply-demand) terhadap mata duwit tersebut. Jika keinginan meningkat, selagi penawarannya selamanya atau menurun, maka nilai ganti mata duwit itu akan mengalami kenaikan 100 juta won berapa rupiah .


Sebaliknya jikalau penawaran terhadap mata duwit itu meningkat, selagi permintaannya selamanya atau menurun, maka nilai ganti mata duwit itu akan melemah. Faktor penyebab melemahnya nilai ganti rupiah bisa dibagi menjadi segi internal dan segi eksternal.


Berikut penjelasan mengenai penyebab rupiah melemah berasal dari segi segi internal dan eksternal, dilansir berasal dari artikel Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI.


BACA JUGA:

Utang Pemerintah Naik, Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.359 per USD

Rupiah Melemah di Tengah Penantian Pasar Soal Data Pekerja AS


Penyebab Rupiah Melemah: Faktor Internal

Faktor internal di dalam penyebab rupiah melemah termasuk hal-hal sebagai berikut:


1. Kebijakan transaksi berlangsung (total ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa) yang mengalami defisit sejak 2012 (lebih banyak impor daripada ekspor). Defisit berlangsung ini dikhawatirkan membawa dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tidak berkesinambungan. Untuk kurangi defisit transaksi berlangsung tersebut, tampaknya otoritas moneter pilih langkah memperlambat pertumbuhan ekonomi dan melepaskan rupiah condong melemah.


2. Keluarnya sebagian besar investasi portofolio asing berasal dari Indonesia yang turunkan nilai ganti rupiah karena di dalam proses ini investor asing menggantikan rupiah bersama dengan mata duwit utama dunia, layaknya dolar AS untuk diputar dan di investasikan di negara lain. Hal ini berarti akan berlangsung peningkatan penawaran atas mata duwit rupiah. Peristiwa selanjutnya akan simetris bersama dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akan condong alami penurunan seiring bersama dengan kecenderungan penurunan nilai rupiah.


3. Politik anggaran negara mengenai utang. Melemahnya rupiah tidak cuma berdampak terhadap kenaikan harga komoditas impor saja, namun juga berasal dari pinjaman luar negeri, karena pinjaman luar negeri ditetapkan bersama dengan mata duwit asing dan tetap tersedia yang tidak diasuransikan (lindung nilai). Akibatnya, karena pinjaman wajib dibayar bersama dengan mata duwit dolar AS, sedangkan nilai ganti rupiah dipastikan melemah, maka besaran pinjaman otomatis meningkat.


BACA JUGA:

Penerapan PPN 11 Persen Mulai April 2022 Buat Rupiah Melemah ke Rp14.363 per USD

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.370 per USD


Faktor eksternal penyebab rupiah melemah lebih disebabkan oleh menguatnya ekonomi Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi AS yang kuat mengundang spekulasi Bank Sentral AS (The Fed) akan segera meningkatkan suku bunga (Fed Rate).


Sementara di Eropa, Jepang, dan Tiongkok justru sedang membutuhkan pemberian kebijakan moneter untuk mencegah perekonomiannya jatuh ke masa resesi. Dengan kata lain, suku bunga di AS condong mengalami kenaikan, sedangkan suku bunga di negara lain condong selamanya atau lebih-lebih menurun.


Suku bunga yang tinggi di AS udah membawa dampak aliran dana ke aset-aset di dalam dolar AS (selain saham dan obligasi). Selain itu, keresahan ekonomi world akan konsisten melambat udah membawa dampak investor dunia mencari daerah yang aman untuk investasi mereka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Peran Teknologi dalam Transformasi Supplier Geotextile di Bandung

Memahami Tujuan Pendapat: Perspektif dan Tujuan dalam Menyampaikan Pendapat

Peran Vital Welder dalam Industri Manufaktur dan Konstruksi Modern